proposal PKM-M “PENGEMBANGAN MICROENTERPRIZE PADA PEMUDA KAMPUNG NELAYAN DESA LATUHALAT"

mahasiswa di berbagai universitas diberikan kesempatan untuk membuat suatu program/kegiatan yang berguna bagi masyarakat yang dimulai dengan membuat proposal kegiatan. namun untuk pelaksanaan program ini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar.  oleh karena itu, pemerintah (DIKTI) mencanangkan program kreativitas mahasiswa yang dilakukan 2x dalam setahun. ada program PKM-5Bidang dan PKM GT-AI. 
bagi teman-teman yang ingin membuat proposal PKM 5 Bidang khususnya PKM-M saya mencoba membantu dengan memberikan contoh proposal yang pernah saya dan teman-teman saya ajukan ke DIKTI.


PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“PENGEMBANGAN MICROENTERPRIZE PADA PEMUDA KAMPUNG NELAYAN DESA LATUHALAT”

BIDANG KEGIATAN:
PKM - MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
   Marsela Wemay                  Manajemen     (NIM)         Tahun angkatan
   Nosalia Simamora               Manajemen     (NIM)         Tahun angkatan
   Yordi Natalia Nanuru          Psikologi         (NIM)        Tahun angkatan

UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016



BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Negara Indonesia dikenal sebagai  negara maritim. negara yang dikelilingi oleh lautan luas dan kaya akan hasil lautnya. Data Food and Agriculture Organization di 2012, Indonesia pada saat ini menempati peringkat ketiga terbesar dunia dalam produksi perikanan di bawah China dan India yang menduduki Peringkat Pertama dan kedua (http://www.perumperindo.co.id/publikasi/artikel/171-potensi-indonesia-sebagai-negara-maritim).
Bagian timur dari negara Indonesia memiliki potensi kekayaan laut, salah satunya adalah Maluku.Maluku dengan ibukota provinsi Ambon ini memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial ditinjau dari besaran stok maupun peluang untuk pemanfaatan dan pengembangannya.
Investasi untuk sektor perikanan dapat dalam bentuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap.Potensi sumber daya perikanan tangkap di Provinsi Maluku diperkirakan sebesar 1,63 juta ton per tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 1,30 juta ton per tahun. Potensi sumberdaya perikanan tangkap tersebut meliputi kelompok pelagis besar seperti tuna dan cakalang, pelagis kecil, demersal, udang, cumi-cumi dan ikan karang, yang  tersebar di Laut Maluku dan sekitarnya dengan sediaan potensi sebanyak 587.000 ton dan  potensi lestari 469.000 ton per tahun. Dari keseluruhan potensi sumberdaya perikanan tangkap, tingkat pemanfaatan (produksi) pada tahun 2009 sebesar 359.590,6 ton atau 27,65% dari potensi lestarinya. Produk perikanan di Maluku umumnya dalam bentuk produk pimer dan merupakan penyedia bahan baku, sehingga peluang pengembangan usaha industri pengolahan dan industri terkait lannya masih terbuka luas dan merupakan peluang investasi yang sangat menarik (http://www.bkpmd-maluku.com/index.php/id/komoditi-unggulan/perikanan/infrastruktur-penunjang/113-perikanan-maluku).
Berdasarkan Hasil Tim Terpadu BPBL Ambon, kampung nelayan telah ditetapkan dua desa untuk dijadikan sebagai daerah sasaran program kampung nelayan yakni Desa Latuhalat Kecamatan Nusaniwe untuk bidang perikanan tangkap dan Desa Waiheru Kecamatan Baguala untuk perikanan budidaya (http://bpblambon-kkp.org/tim-survey-kampung-nelayan-bank-indonesia-perwakilan-maluku-kunjungi-balai-perikanan-budidaya-laut-ambon/)
Desa Latuhalat yang merupakan kampung nelayan ini terdapat banyak sekali nelayan dan para pengedar ikan yang hanya berpatokan pada penjualan ikan di pasar.Hasil tangkapan di laut ini dipasarkan langsung kepada para pedagang dan perusahan dengan tingkat harga yang bervariasi, pada perusahaan sendiri biasanya membeli ikan hasil produksi (ikan cakalang) dengan harga Rp 3.000-Rp700.000/kg, sedangkan pada pedagang biasanya harga ditentukan berdasarkan besar kecilnya ukuran ikan. Inilah yag dilakukan setiap hari. Padahal jika diperhatikan hasil tangkapan ikan dapat diolah menjadi makanan yang berbeda sehingga dapat menambah pendapatan.Namun kondisinya berbeda, hanya sedikit orang yang mau mengolah ikan menjadi makanan yang memberi nilai tambah.Inilah yang menjadikan pengolahan ikan belum berkembang dan belum mendapatkan penghasilan yang terbaik bagi nelayan maupun masyarakat di Desa Latuhalat.
Selain itu, masalah pemuda yang menganggur setelah lulus SMA ataupun Perguruan Tinggi masih sangatlah banyak. Padahal ketika potensi pengolahan ikan melimpah dan ada keinginan untuk berwirausaha, penulis yakin usaha pengolahan ikan akan menghasilkan produk yang bernilai tinggi, baik bagi nelayan maupun pemuda yang akan melaksanakannya. Oleh karena itu, penulis berharap Program “Pengembangan Microenterprize pada Pemuda Kampung Nelayan Desa Latuhalat” ini dapat membantu nelayan, masyarakat sekitar dan menyerap SDM pemuda yang masih menganggur.
B.  PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini, yaitu :
1.      Bagaimana mengolah ikan menjadi makanan yang laku untuk di jual dan meningkatkan ekonomi masyarakat?
2.      Bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ikan tidak hanya bisa di jual di pasar tetapi dapat diolah untuk meningkatkan penghasilan?
3.      Bagaimana mengatasi masalah pengangguran dengan berwirausaha?
C.  TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui program ini, adalah :
1.      Memaksimalkan manfaat pengolahan ikan untuk pembuatan makanan
2.      Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pengembangan usaha pengolahan ikan
3.      Memberikan sosialisasi dan pelatihan terkait pengolahan ikan
4.      Memberdayakan masyarakat dan pemuda di Indonesia terhadap peningkatan kreatifitas dan inovasi dalam pengolahan ikan
D.  LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah adanya kesadaran masyarakat terhadap perubahan sosial dan pentingnya pengembangan sumber daya manusia dengan bantuan ilmu pengetahuan. Kemudian masyarakat memahami bahwa terdapat potensi usaha yang besar dari pengolahan ikan yang mereka lakukan, sehingga dalam jangka waktu panjang dapat membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran dan kesulitan ekonomi untuk masyarakat menengah kebawah.

E.   MANFAAT
Adapun manfaat yang dirasakan setelah program ini selesai, adalah :
1.      Dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia
2.      Membantu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar
3.      Meningkatkan inovasi terkait teknik pengolahan ikan



BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagian masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya perikanan sama seperti penduduk yang berada dan menetap di negeri Latuhalat.
Jumlah penduduk berdasarkan data statistik pada kantor negeri latuhalat hingga tahun 2014 adalah 107,275 jiwa dengan jumlah laki-laki 52,839 dan perempuan berjumlah 54,436 yang menempati 6 dusun di negeri Latuhalat. Selain itu negeri Latuhalat bila dilihat dari alamnya, umumnya menggantungkan hidupnya didarat dan dilaut (Petani dan Nelayan). Sebagian yang hidupnya sebagai petani mengelola jenis tanamannya dengan Tanaman seperti ubi kayu(singkong), pisang, papaya dan durian. Akan tetapi negeri Latuhalat lebih dikenal dengan kampung nelayan.
Usaha budidaya ikan di daerah Latuhalat sangat kondusif untuk menjadi habitat ikan-ikan bernilai jual tinggi seperti berbagai jenis ikan tuna, ikan komu, ikan tenggiri dan ikan cakalang (tongkol) dan jenis ikan ekonomis lainnya.Pada dasarnya masyarakat Latuhalat membudidayakan usaha yang produktif dan menyerap tenaga kerja.Akan tetapi kebanyakan masyarakat khususnya para pemuda yang tidak memanfaatkan habitat ikan di laut untuk dikelola menjadi makanan yang harga jualnya tinggi.Pengolahan ikan mulai muncul namun kebanyakan ibu-ibu rumah tangga.Padahal dengan adanya habitat ikan yang berlimpah di desa latuhalat dapat mengurangi tingkat penganguran, dan secara dengan tidak langsung dapat menarik lebih banyak pekerja. Habitat ikan di desa Latuhalat bisa juga dikelola dengan berbagai macam produk, misalnya dijadikan makanan  seperti nugget, bakso, abon dan masih banyak lagi.Habitat ikan di negeri Latuhalat pun bisa menjadi sesuatu yang berguna bukan hanya untuk masyarakat desa Latuhalat tetapi juga bahkan bisa sampai ke luar kota.Seperti pada gambar berikut(salah satu bentuk usaha pengolahan ikan yang sudah ada di Latuhalat) :
       
Dengan adanya pelatihan dan ketrampilan dari penduduk desa Latuhalat maka habibat ikan yang berlimpah dapat dikelola dengan sebaiknya,dengan ini pemuda-pemudi desa latuhalat akan memiliki pekerjaan dan tidak ada lagi penganguran.


BAB III
METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanan kegiatan disusun dalam sebuah rangkaian secara sistematis, yaitu :
1.      Sosialisasi kepada masyarakat
Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat berupa gambaran program yang akan dilaksanakan. Sekaligus meminta kerjasama dari pemuda di Kampung Nelayan.
2.      Pelatihan Pemuda Wirausahadan Pengolahan Ikan
Tahap awal dari program ini adalah melakukan pelatihan kepada pemuda Kampung Nelayan dengan dibekali motivasi untuk berwirausaha dan strategi berwirausaha.Selanjutnya dilakukan pelatihan ketrampilan dalam hal pengolahan ikan menjadi makanan yang bergizi tinggi.Diantaranya mengolah ikan menjadi bakso, nugget, abon, dan aneka makanan lainnya.
3.      Pembuatan Tim Usaha
Setelah pelatihan yang dilakukan kepada pemuda Kampung Nelayan, kami akan membuat tim usaha untuk memanajemen usaha agar lebih mudah dan terorganisir. Tim usaha bisa terdiri dari 10-12 orang.
4.      Pembuatan dan Pemasaran Produk Inovasi Ikan
Kemudian setelah perencanaan dan manajerial usaha disusun dengan matang, proses produksi produk inovasi dilakukan dengan menggunakan alat yang telah disiapkan. Setelah produk dihasilkan, kami akan mengarahkan pemuda Kampung Nelayan agar bisa memasarkan produk dengan baik dan lancar.
5.      Legalisasi Usaha
Pada tahap akhir, kami akan membantu pemuda Kampung Nelayan untuk melegalkan usaha ini. Agar bisa menjadi usaha yang bernilai, minimal usaha ini menjadi CV.
6.      Laporan Akhir
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A.  ANGGARAN BIAYA
NO
Jenis Pengeluaran
Biaya
1
Peralatan penunjang

2
Bahan habis pakai

3
Pelatihan

4
Lain-lain

Jumlah total


NO
AGENDA KEGIATAN
Bulan 1
Bulan
2
Bulan
3
Bulan
4
Bulan
5
Bulan
6
1
Sosialisasi kepada masyarakat






2
Pelatihan pemuda wirausaha






3
Pelatihan pengolahan ikan






4
Pembuatan tim usaha






5
Pembuatan produk inovasi ikan






6
Pemasaran produk inovasi ikan






7
Legalisasi usaha






8
Laporan akhir









B.  JADWAL KEGIATAN




Komentar

Postingan Populer